Fokus terhadap Solusi Vs Problem

Tahun 2009 akan berakhir dan tahun 2010 akan segera datang. Sebelum menginjakkan kaki di tahun 2010, sudahkah kita menyisihkan waktu untuk introspeksi tentang peran yang akan kita jalani selama tahun 2009?

Apakah kita telah memenuhi tuntutan tugas dan tanggung jawab pribadi, lingkungan keluarga, lingkungan pekerjaan, dan lingkungan sosial dengan hasil yang memuaskan diri sendiri beserta semua pihak yang terkait?

Tidak seorang pun dalam kehidupan ini lepas dari masalah dan kesulitan. Ada orang yang mampu menempatkan masalah dengan cara yang bijak sehingga solusi dapat diraih dengan cepat. Pada umumnya orang yang dengan cepat bisa mendapatkan solusi dari kesulitan memiliki kecenderungan untuk bertindak segera.

  1. Artinya, dalam waktu yang relatif singkat, mereka mempertanyakan diri, hal apa saja yang selama ini kita pernah coba untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi.
  2. Hargailah setiap perubahan yang kita alami walaupun sekecil apa pun. Bila ternyata upaya awal dalam penyelesaian masalah cukup sukses, maka kita akan melakukan evaluasi sebagai berikut:
  3. Hal dan perilaku apa sajakah yang selama ini membuat kita bisa berada dalam kondisi secara bertahap lepas dari permasalahan.
  4. Bila ternyata solusi masalah masih belum optimal dan masih tersisa rasa kurang puas, hendaknya kita membayangkan peluang terjadinya keajaiban (miracle) saat tidur, dan keesokan harinya masalah yang kita hadapi sudah beres. Indikator dari keberhasilan kita tercermin dari dada terasa lega dan napas terasa lebih longgar.
  5. Selanjutnya, hendaknya kita segera membuat skala kesulitan yang kita hadapi dalam rentang 1-10. Skala 1 untuk kesulitan paling berat, dan angka 10 skala di mana kita terbebas dari belenggu kesulitan. Misalnya, secara sadar kita coba mencari padanan intensitas masalah yang masih belum terselesaikan secara tuntas dalam angka 6 dari kisaran skala 1-10. Kita pasti akan mampu membuat perencanaan aksi yang bisa meningkatkan agar skala 6 bisa menjadi skala 8. Artinya kita hampir mampu mendapat solusi yang lebih baik. Hal apakah yang akan berbeda bila kita bisa mencapai skala 8? Jawaban atas pertanyaan ini membuat kita terpacu untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih maju dan lebih positif. Rencana aksi positif tersebut tanpa kita sadari menjadi pemicu peningkatan motivasi untuk secepatnya mendapat solusi terbaik. Motivasi tersebut akhirnya berperan dalam langkah nyata yang kita yakini menjadi yang terbaik untuk kita sendiri.
  6. Dalam hal ini, yang penting adalah terjadi gerakan dari perilaku menunggu menjadi perilaku dinamis yang selalu siaga akan perubahan demi solusi yang terbaik.
  7. Sukses yang kita raih akan menimbulkan rasa nyaman yang akan menyusup dalam hati sanubari kita, karena kemudian kita melihat kenyataan membuktikan bahwa kita berhasil mendapat solusi konkret.


Fokus terhadap problem

Bagi sementara orang, ternyata kegagalan dalam mencari solusi membuat mereka terpaku pada kegagalan itu sendiri. Orang semacam ini disebut sebagai orang yang fokusnya tertuju pada problem. Sebenarnya bisa saja hambatan yang membuat diri kita merasa gagal dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut justru berasal dari dalam diri kita sendiri.

Bila memang hambatan dirilah yang justru menjadi penghalang sukses kita, maka bertanyalah pada diri kita, adakah cara untuk tidak mengulang pengaruh negatif dari hambatan tersebut?

Memang banyak orang yang tidak berhasil keluar dari belenggu karena keyakinan-keyakinan pribadi yang salah sehingga akhirnya menjadi pola menetap dalam pikiran kita. Respons yang muncul, bila orang menghadapi kesulitan hanyalah bersedih, putus asa, bahkan depresi berlanjut. Hari demi hari mengalir dan berlalu tanpa hasil yang menjanjikan masa depan, kita menjadi pribadi pengeluh tanpa upaya keluar dari masalah.

Fokus terhadap problem membuat kita akan selalu mencari kambing hitam, terpaku pada akumulasi berbagai problem masa lalu yang tidak terselesaikan dan selalu didorong untuk mencari problem di balik problem aktual yang kita hadapi.

”Saya orang yang tidak wajar. Saya tidak mampu mengatasi kesulitan. Saya orang gagal , takut kalau keputusan saya akan lebih menyulitkan diri saya. Rasanya saya tidak pernah lepas dari masalah. Masalah satu belum terselesaikan, penyebab masalah satu, muncul kembali sebagai masalah baru.”

Dari keluhan ini terungkap keinginan yang kuat akan dukungan, perhatian, dan bantuan orang lain, di samping ketakutan akan ditolak orang lain.

Konsiderasi

Dari uraian tadi, kita memperoleh bahan pertimbangan untuk memutuskan apakah kita akan tetap menjadi pribadi yang fokus terhadap problem tanpa hasil seperti tahun 2009 atau pribadi yang fokus terhadap solusi. Dengan demikian, kita akan jelang tahun 2010 dengan penuh optimisme karena terbebas dari keyakinan negatif yang selama ini bercokol di benak kita. Manusia boleh berbuat salah asal kita yakini bahwa kita akan tetap bergerak dinamis demi masa depan yang realistis dan lebih menjanjikan. Selamat Tahun Baru.

Sumber

Newer Post Older Post

Leave a Reply